Minggu, 13 Maret 2016

PERGUMULAN BATINIAH YANG MERINDUKAN SEPERTI YANG TUHAN INGINKAN


Matius 19:21-23 Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikm

u dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Jika seseorang sungguh-sungguh memiliki kerinduan untuk menjadi sempurna yang Tuhan Yesus kehendaki seperti pada ayat diatas yaitu menjadi orang orang yang mengenakan sifat dan karakter seperti Tuhan Yesus, maka Tuhan melalui Roh Kudus akan memuridkan orang percaya tersebut menjadi manusia Kristus yang sempurna yang di kehendaķi Tuhan. Tuhan sangat mengenal dan pasti menandai orang yang sungguh-sungguh memiliki niat untuk masuk dalam proses ini. Perlu kita ketahui hal ini belum tentu ditandai rajin ke gereja untuk mengikuti liturgi atau misa, mengambil bagian dalam kegiatan gereja bahkan menjadi seorang rohaniwan atau pendeta belum tentu memiliki kerinduan mengenakan manusia Kristus yang Tuhan kehendaki. Tuhan pun pasti mengenal dan menandai mereka yang mempunyai kerinduan tersebut.
Kerinduan menjadi sempurna yang dimaksud Tuhan tersebut ini lahir dan menjadi tumbuh kuat dalam kehidupan orang-orang yang sungguh-sungguh memilih Tuhan, bukan dunia ini.
Tetapi kalau seseorang sudah melekatkan hatinya kepada dunia, paling tidak menginginkan hidup wajar seperti manusia dunia pada umumnya, maka niat untuk menjadi sempurna tidak akan lahir dan tumbuh kuat di dalam dirinya. Kalau niat yang tulus dan proporsional untuk menjadi sempurna seperti yang Tuhan Yesus inginkan ini tidak pernah lahir dan tumbuh kuat di dalam diri seseorang, berarti ia tidak pernah mengalami kelahiran baru.
Ini juga berarti ia tidak pernah menjadi manusia Kristus yang layak dimuliakan oleh Tuhan Yesus. Walaupun ia beragama Kristen, tetapi pada dasarnya ia tidak pernah memiliki keselamatan atau dikembalikan ke rancangan semula-Nya.

Terdapat seribu satu, bahkan lebih, motivasi dan alasan seseorang ke gereja, menjadi aktivis gereja bahkan menjadi pendeta atau rohaniwan. Tidak sedikit mereka bersembunyi di balik kegiatan gereja hanya karena hendak menikmati kenyamanan hidup sebagai manusia seperti manusia lain, yaitu hidup dalam “kewajaran” seperti manusia dunia pada umumnya. Mereka merasa sudah memiliki hidup yang berkualitas tinggi, juga merasa sudah menjadi anak-anak Tuhan dalam ukuran standard dan normal yang Tuhan kehendaki, serta meyakini bahwa dirinya akan diterima Tuhan kalau nanti menutup mata. Padahal sebenarnya mereka belum menemukan dan menyelenggarakan panggilan sebagai umat pilihan untuk mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar terhadap Tuhan. Tuhan ingin proses mengerjakan keselamatan harus berlangsung secara proporsional artinya anak tebusan-Nya harus bersedia menjadi manusia seperti Tuhan ingin bentuk.
Pembentukan manusia yang Tuhan inginkan adalah manusia yang bisa dibentuk seperti terdapat pada (Roma 8:29) yaitu semua orang pilihan-Nya menjadi serupa dengan gambaran-Nya.
Roma 8:29
"Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara".

Pergumulan menjadi manusia Kristus yang sempurna adalah pergumulan yang sangat pribadi. Pengalaman hidup dalam proses tersebut dapat dirasakan tetapi sulit mengungkapkannya kepada orang lain. Masing-masing orang akan menemukan isi pergumulan tersebut, tetapi hasilnya pasti dapat dirasakan semua orang di sekitarnya. Mengapa begitu pribadi? Sebab pada dasarnya proses menjadi manusia sempurna yang seperti Tuhan maksudkan adalah proses membentuk manusia batiniah. Proses itu adalah proses meluruskan sikap hati kemudian berdampak pada sikap hidupnya yang menjadi dampak. Tentu saja berbicara mengenai sikap hati sangatlah pribadi. Sikap hati menyangkut ketulusan, kerendahan hati, kesederhanaan, kemurnian motivasi hidup, belas kasihan, pengampunan, kesediaan menerima orang lain, kerelaan diperlakukan tidak adil, kejujuran dalam segala hal dan lain sebagainya. Justru inilah yang sebenarnya yang terpenting dalam kehidupan orang percaya. Keadaan manusia batiniah yang luhur ini hendaknya tidak digantikan dengan hal yang lain.
Pergumulan dari hari ke hari untuk menjadi manusia sempurna seperti yang Tuhan Yesus inginkan ini menjadi prioritas utama dalam kehidupan. Dengan demikian seseorang akan mengerti bagaimana mengisi hidup dengan benar sebagai tujuan hidup satu-satunya.
Kalau seseorang berkata bahwa tujuan hidupnya adalah Tuhan, artinya ia harus selalu berusaha bagaimana menjadi sempurna seperti yang Tuhan Yesus inginkan. Itulah satu-satunya isi dan tujuan hidup umat pilihan.
Dalam hal ini kekristenan adalah sesuatu yang sangat simple (sederhana), tetapi sangat sukar bahkan mestinya dipandang sebagai mustahil. Bagaimana tidak mustahil? dari manusia berdosa harus menjadi manusia yang sempurna seperti Allah Bapa sendiri yaitu Tuhan Yesus,
Matius 5:48 " Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna".

Tetapi terkait dengan hal ini Tuhan Yesus berjanji bahwa bagi manusia hal tersebut tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.
Matius 19:26 Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin."
Pernyataan Tuhan dalam ayat ini konteksnya adalah bagaimana memiliki kehidupan yang “berkualitas tinggi” atau hidup kekal. Hidup kekal tidak cukup dengan berbuat baik menuruti hukum, tetapi menuruti Tuhan Yesus atau hidup dengan gaya hidup-Nya, gaya hidup manusia Kristus yang sempurna.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar