Sabtu, 26 Maret 2016

PETA BERPIKIR YANG DIUBAHKAN (BAGIAN 1)


Matius 16:23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Ketika Tuhan Yesus tidak menemukan petrus tidak berpikir seperti yang Tuhan pikirkan, Tuhan Yesus dengan tegas menegor petrus dengan berkata "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Percaya kepada Tuhan Yesus berarti memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah. Kata dipikirkan atau memikirkan dari teks aslinya phroneo. Kata ini juga terdapat dalam Filipi 2:5, yang diterjemahkan “pikiran dan perasaan”.
Berkenaan dengan hal ini kita dapati sulitnya suatu pelayanan, yaitu bagaimana mengubah cara berpikir manusia menjadi cara berpikir Tuhan. Selama seseorang masih memiliki cara berpikir manusia maka ia belum memiliki cara berpikir Tuhan. Sebelum menghadap Tuhan di kekekalan seharusnya setiap orang percaya telah memiliki cara berpikir Tuhan.

Cara berpikir manusia adalah cara berpikir yang dibangun sejak kecil, yang diserap dari orang tua dan lingkungannya. Standar berpikirnya adalah standar berpikir yang berbeda dengan Tuhan. Hendaknya seseorang tidak merasa dirinya sudah berpikir dengan cara berpikir Tuhan hanya karena bisa berbicara mengenai moral, etika dan kebaikan yang didasarkan pada beberapa ayat-ayat Alkitab. Banyak orang terjebak dalam kebodohan ini. Mereka tersesat oleh dirinya sendiri. Dengan berkata-kata yang ber “bau” Alkitab, merasa sudah berpikir sama dengan cara berpikir Allah. Hal seperti ini bahkan dilakukan oleh banyak orang yang menggunakan logika dengan kemampuan bernalar yang baik. Hal tersebut juga menjadi seperti sebuah “game” banyak orang selama bertahun-tahun. Mereka bisa cakap berbicara tetapi tidak memiliki kodrat Ilahi.
Cara berpikir Allah bukanlah demikian. Mereka juga bisa terkesan sebagai theolog yang memahami isi Alkitab. Kalau hanya berargumentasi banyak orang bisa melakukannya. Orang yang memiliki cara berpikir Tuhan adalah mereka yang menunjukkan buah-buah kehidupan seperti yang dimiliki dan dilakukan oleh Tuhan Yesus. Mereka adalah orang-orang yang menerima arti penebusan oleh darah Tuhan Yesus yang membuat mereka menyadari bahwa seluruh hidup telah dimiliki oleh Tuhan, sehingga tidak bertindak suka suka sendiri. Mereka memiliki gaya hidup seperti Tuhan Yesus sehingga menggenapi Firman Tuhan dimana Tuhan Yesus menjadi yang sulung di antara banyak saudara (Rm. 8:28-29). Untuk memiliki gaya hidup seperti ini sangat sulit. Tetapi dengan berusaha sungguh-sungguh maka Roh Kudus akan menggarapnya dan memampukannya dengan demikian seseorang akan menjadi anak-anak Allah yang benar. Untuk mencapai ini, seorang anak Tuhan harus berusaha sungguh-sungguh bergumul terus guna dapat memilki cara berpikir Tuhan. Sampai pada level seseorang memiliki cara berpikir atau phroneo Tuhan, ia bisa dikatakan sebagai seorang yang telah mengalami kelahiran baru atau dilahirkan oleh Allah. Sebelum memiliki cara berpikir Allah seseorang belum lahirlah baru.

Orang yang memiliki cara berpikir Tuhan pasti memiliki gaya hidup Tuhan Yesus.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar