Jumat, 18 Maret 2016
TEMPAT IBADAH YANG SESUNGGUHNYA
Yakobus 1:27 Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.
Selama ini, yang dimengerti sebagai “rumah ibadah” adalah gereja. Banyak orang Kristen merasa sudah beribadah kepada Tuhan kalau sudah datang ke gereja untuk mengikuti liturgi. Bila demikian, maka konsep dan kualitas hidup orang Kristen tidak berbeda orang dunia dengan agama-agama mereka pada umumnya.
Bagi anak Tuhan yang dewasa Ibadah adalah penggunaan potensi kehidupan untuk kepentingan Tuhan yang ditujukan atau dirasakan oleh manusia di sekitarnya, maka wilayah ibadah adalah seluruh tempat dimana kita berada seperti yang sudah dijelaskan di (Yak. 1:27).
Dimanapun kita mengembangkan diri, menggunakan potensi bagi Tuhan yang ditujukan dan dirasakan bagi sesama adalah tempat ibadah. Dengan demikian, rumah ibadah yang sesungguhnya adalah rumah keluarga kita, warung atau toko dimana anak-anak Tuhan berdagang, kantor tempat bekerja, pabrik, tempat bisnis, sekolah, kampus dan lain sebagainya disanalah kita sebagai alat peraga bagi Tuhan Yesus, menjadi garam dan terang Kristus bagi mereka yang belum percaya kepada-Nya.
Mulai sekarang, jangan merasa beribadah kepada Tuhan hanya pada waktu ke gereja. Tetapi, kita harus merasa sedang beribadah kepada Tuhan ketika ke tempat bekerja, di kantor, warung, toko dan lain sebagainya. Pada waktu pulang ke rumah setelah selesai bekerja bukan berarti berhenti beribadah, tetapi beribadah di rumah untuk mengurusi dan memperhatikan keluarga itu juga merupakan Ibadah kita kepada Tuhan.
Fungsi Gereja secara Fisik adalah rumah ibadah kita berkumpul bersama sama dengan saudara seiman memuji menyembah Tuhan dan mendengarkan Firman Tuhan, namun perlu kita ingat, kita tidak boleh menyamakan liturgi atau upacara agama dengan ibadah.
Teks Alkitab mengatakan: “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita….” (Ibr. 10:25). Kata “ibadah” dalam teks aslinya adalah episunagoge yang lebih tepat diterjemahkan “pertemuan bersama, khususnya pertemuan orang-orang Kristen”.
Hendaknya kita tidak lagi dibelenggu oleh pemikiran bahwa ibadah hanya didalam gereja, khususnya yang bertalian dengan penyelenggaraan liturgi. Ibadah sejati adalah seluruh atau segenap wilayah kehidupan kita untuk melakukan kehendak Tuhan.
Di gereja, jemaat Tuhan belajar Firman Tuhan, yaitu bagaimana menyelenggarakan hidup. Di gereja jemaat mendapat benih “Firman Tuhan”. Sedangkan dalam kehidupan setiap hari jemaat menjalankan “prakteknya”.
Roma 12:1 "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati".
Rasul Paulus pun menasehatkan demikian kepada jemaat di Roma dimana ibadah yang sejati kepada Tuhan Yesus adalah :
Menjaga sikap hati dan sikap hidup yang terus searah dengan kehendak Tuhan, yaitu dengan mempersembahkan seluruh wilayah hidup kita hanya untuk taat melakukan kehendak Tuhan dan inilah persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Tuhan.
Yohanes 4:23-24 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Hal yang sama Tuhan Yesus terlebih dahulu sudah mengajarkan kepada murid murid-Nya cara menyembah Tuhan dengan benar adalah harus menyembah Tuhan dalam Roh dan Kebenaran.
Sebenarnya apa makna menyembah Allah dalam Roh dan kebenaran itu?. Roh di sini hendak menunjuk sikap batin atau sikap hati, yaitu komponen manusia yang tidak kelihatan, dalam hal ini adalah sikap hati yang murni dalam melakukan kehendak-Nya yang selalu akan dilihat oleh Tuhan.
Sedangkan kata kebenaran di sini adalah ibadah dengan mempersembahkan segenap wilayah hidup kita sebagai alat peraga bagi Tuhan dan membawa sikap yang taat untuk sungguh sungguh mengenakan pribadi Kristus agar bisa senantiasa melakukan apa yang menjadi kehedak Allah didalam dirinya.
Lukas 4:8 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar