Selasa, 08 Maret 2016

SIKAP HORMAT TERHADAP TUHAN


Matius 10:28 "Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka."

SIKAP HORMAT terhadap Tuhan tidak bisa dibuat-buat. Hal ini tidak cukup hanya ditunjukkan dengan kalimat doa atau sikap tubuh, tetapi dari sikap batin yang tersembunyi. Mudah untuk memberi kesan kepada orang bahwa dirinya menghormati Tuhan, tetapi tidak mudah untuk memiliki sikap hormat yang sesungguhnya. Tentu saja hanya Tuhan yang dapat mengetahuinya. Banyak orang merasa sudah menghormati Tuhan, tetapi kenyataannya tidak. Hal ini akan nampak dari kekudusan hidup orang tersebut. Orang yang menghormati Tuhan pasti memiliki kekudusan yang sangat kuat. Orang-orang seperti ini akan diberi karunia oleh Tuhan untuk memahami rahasia-rahasia Tuhan atau berhikmat tinggi. Tuhan tidak akan memercayakan hikmat-Nya kepada orang yang tidak menghormati Dia.

Silahkan digaris bahawi, "orang yang sudah mencapai penghayatan akan kehadiran Tuhan dengan baik bahwa Tuhan adalah Tuhan yang MAHA HADIR, maka ia akan mengerti apa artinya menghormati Tuhan", sebab ia merasakan dalam jiwanya suatu “kegentaran” atau takut akan Tuhan. Kegentaran ini akan makin kuat tatkala seseorang menyadari bahwa Tuhan Semesta Alam yang disembahnya adalah Tuhan yang benar-benar exist dan Mahahadir dan selalu meneropong dari hati, pikiran, lidah mulut bibir dan tindakan perbuatan seseorang. Jadi anak Tuhan harus berhati hati dalam hal ini dari sikap hati, pikiran, mulut dan tindakannya jangan sampai ada kesan seperti Tuhan tidak melihat perbuatannya sehingga mereka bisa berlaku seenak hatinya tidak menjaga kekudusan di setiap detik waktunya.

Kelemahan yang berujung dosa yang sering terjadi yang bisa iblis pakai kehampir semua orang dan bisa termasuk anak Tuhan sendiri adalah tindakan menggemakan lidah tanpa menghayati kemaha hadiran Tuhan sebab bagi mulutnya yang masih suka bocor atau tidak bisa mengontrol perkataan lidahnya maka alkitab mengatakan ia harus mempertanggungjawabkan semua ucapan yang keluar dari mulutnya pada saat hari penghakiman nanti dihadapan Tuhan.
Matius 12:36 "Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman".
Lewat pernyataan yang tegas dari Tuhan Yesus ini harusnya orang yang mengaku sebagai anak Tuhan harus memiliki KEGENTARAN YANG LUAR BIASA dalam menjaga lidahnya bahkan seluruh hidupnya karena ini menyangkut masalah diterimanya mereka dalam kehidupan kekal atau di tolak oleh Tuhan dan masuk kedalam penghukuman kekal dalam murka Allah yang tidak pernah padam.

Untuk menghayati keberadaan/kemaha hadiran Tuhan ini membutuhkan perburuan yang serius terhadap hal-hal rohani, didalamnya termasuk ada sikap haus pengenalan akan Tuhan. Pengenalan di sini bukan hanya pengenalan secara literal dengan membaca buku atau mendengarkan kotbah, tetapi juga jam-jam doa rindu untuk terus mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus yang memadai. Selain itu juga kepekaan mengenali setiap kejadian melalui apa yang dilihat, didengar apalagi yang dialami. Tuhan rindu selalu mengajarkan kepada kita kebenaran-kebenaran hidup yang seharusnya kita kenakan dalam sikap hidup kita dan bentuk sikap yang dia inginkan kita sadari dari kita adalah kita selalu bisa merasakan dan menghormati kehadiran-Nya ada disetiap waktu didalam hidup orang percaya.

Mengapa hal menghormati Tuhan perlu diperkarakan? Sebab tidak mungkin orang yang tidak menghormati Bapa bisa masuk ke dalam Kerajaan Bapa di Sorga. Hal ini seharusnya menggetarkan jiwa kita. Tuhan Yesus berkata : Matius 10:28 
"Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka."
Tuhan Yesus memberikan pesan “ takutlah terutama kepada Dia" dengan kata lain takutlah akan Allah, maksudnya adalah memiliki sikap takut kepada Tuhan yang berisikan unsur sikap hormat dan tunduk kepada-Nya, artinya sebagai anak Tuhan haruslah mengenakan pakaian kekudusan seperti yang Tuhan Yesus kenakan.
Sebab firman Tuhan mengatakan :
1 Petrus 1:16-18 sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.  
(17)Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini.
(18 ) "Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas"

Kata takut dalam Matius 10:28 dalam teks aslinya adalah "phobeo" yang artinya juga memuja, menganggap suci dan menghormati. 
Jadi, takut di sini adalah takut karena menghormati. Kita harus memiliki “takut terhadap Tuhan dengan benar”. Kata ini juga digunakan oleh Petrus dalam 1 Petrus 1:17.

Jika kita mengaku menjadi anak Bapa di Sorga, seharusnya kita mengenal Bapa secara utuh apa yang menjadi kehendak-Nya bagi anak anak pilihan-Nya yaitu selalu memakai pakaian kekudusan-Nya, sehingga memiliki hormat yang pantas, "phobeo" terhadap Bapa. Kita telah ditebus dari cara hidup yang sia-sia, yaitu cara hidup orang yang tidak takut akan Allah. Tidak takut akan Allah melahirkan kehidupan yang tidak menghormati Tuhan, disebabkan ia masih memiliki dirinya sendiri sehingga hidupnya belum bisa dikuasai oleh Allah sepenuhnya dalam hal ini Roh Kudus belum bisa memiliki hidupnya oleh hal ini orang seperti ini lebih senang melakukan apa yang hanya ia suka dan bukan apa yang Tuhan sukai, bahkan orang orang seperti ini biasanya tidak memperhatikan masalah kekudusan dihadapan Allah, tidak menghayati ke maha hadiran Allah didekatnya yang selalu mengawasi seluruh sikap hidupnya. 

Dalam 1 Petrus 1:17, juga disinggung mengenai penghakiman Allah kepada  semua orang tanpa memandang muka. Orang-orang sekarang yang tidak takut akan Tuhan tidak akan tahan berdiri di hadapan penghakiman-Nya. Siapa pun dia, apakah dia jemaat awam atau seorang pendeta besar. Tuhan menuntut setiap anak-anak Tuhan menghormati Dia sepantasnya. Selagi ada kesempatan, marilah kita mengembangkan sikap hormat kita kepada Tuhan dengan mencari Tuhan secara sungguh-sungguh. Belajarlah mengenal kebenaran Firman Tuhan secara benar dan sungguh sungguh, peka membaca setiap kejadian dalam kehidupan ini. Pada akhirnya, tujuan hidup orang percaya adalah menghadirkan atau menggelar pemerintahan Allah dalam hidupnya. Menghadirkan pemerintahan Allah artinya hidup dalam kehendak Tuhan. Inilah yang dimaksud oleh Tuhan Yesus mendahulukan untuk mencari Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya (Matius 6:33 ).
Inilah juga maksud kalimat dalam Doa Bapa Kami yang berbunyi: Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Hampir semua manusia hidup dalam kehendaknya sendiri. Irama hidup yang salah seperti ini sudah terlanjur mengakar dalam kehidupan kita sehingga sulit diubah atau hampir mustahil diganti menjadi hidup dalam kehendak Tuhan. Harus diingat bahwa yang menjadi anak Allah adalah mereka yang telah ditebus dari cara hidup yang sia-sia yang diwarisi dari nenek moyang. Ini lebih dari sekadar menjadi orang bermoral yang santun di masyarakat. Kalau hanya menjadi orang baik yang bergereja belum berarti sudah ditebus dari cara hidup yang sia-sia. Cara hidup yang sia-sia adalah cara hidup orang yang hidup dalam kehendaknya sendiri, tidak menjaga hati, pikiran, perkataan dan perbuatan yang bukan dalam kehendak Allah.

Jadi hadirkanlah sikap hidup dan sikap hati menghormati Tuhan Yesus yang benar didalam kehidupan kita agar kita menjadi anak anak Tuhan yang berkenan dihadapan-Nya.

Ingatlah selalu Tuhan Yesus melalui Roh Kudus-Nya maha hadir disetiap waktu dan disegala tempat dimanapun kita berada. Jadi jagalah kekudusan karena ini merupakan salah satu perintah-Nya kepada kita, ini juga merupakan salah bentuk sikap hormat kita kepada Tuhan dan miliki selalu sikap tidak jemu-jemunya melakukan apa yang menjadi kehendak-Nya dengan setia untuk terus kita hidupi didalam kehidupan kita.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar