Sabtu, 12 Maret 2016

PESAN TUHAN DI DALAM "DOA BAPA KAMI"


Matius 6:11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya

Dalam Doa Bapa Kami, Tuhan Yesus mengajar agar kita memiliki gaya hidup “merasa cukup”,
Dalam terjemahan Contemporary English Version diterjemahkan: “Give us our food for today” (berikanlah kami makanan kami untuk hari ini). Perlu kita perhatikan kalimat “hari ini”. Untuk hari ini, bukan minggu ini atau bukan bulan ini apalagi tahun ini. 
Jadi seorang anak Tuhan dibiasakan untuk memohon kebutuhannya untuk hari ini, maka setiap hari ia akan datang kepada Tuhan. Di sini yang terjalin bukan saja ketergantungan tetapi persekutuan. Kalimat dalam Doa Bapa Kami ini merupakan tali yang mengikat agar orang percaya selalu hidup dalam persekutuan dengan Tuhan dan merasa cukup dengan Tuhan Yesus dari hari ke hari serta dalam ketergantungan kepada-Nya. Merasa cukup dengan Tuhan Yesus artinya selama memiliki persekutuan dengan Tuhan Yesus merasa limpah, kaya dan tidak berkekurangan. Bertalian dengan hal ini, jangan sampai kita seperti jemaat Laodikia yang merasa kaya dan tidak berkekurangan padahal sebenarnya melarat, malang, miskin, buta dan telanjang dimata Tuhan Yesus, Tuhan menemukan jemaat Laodikia dalam kondisi suam suam kuku dan tidak menunjukan keseriusannya dalam mengikuti Tuhan (Wahyu 3:14-17).
Kata "suam suam kuku dalam tesk aslinya : KHLIAROS, yang berarti "hangat-hangat kuku," dalam makna lain kata ini berkembang dan bisa bermakna : setengah hati, tanpa semangat, merupakan keadaan yang "mati suri". 
Jemaat Laodikia yang dinyatakan: "hangat-hangat kuku" dengan kata lain Tuhan tidak menikmati kondisi umat yang seperti dikehendaki-Nya yaitu menjadi umat-umat yang berkenan dimata-Nya yang memiliki sifat dan segambar dengan-Nya.
Jadi kita jangan berhenti terus menggali pengenalan akan Tuhan kita Yesus Kristus dan sebagai anak tebusan-Nya kita harus bermanfaat bagi Tuhan dalam pekerjaan pelayanan kita kepada Tuhan agar kita terus menjadi pribadi pribadi yang terus dapat dinikmati oleh Tuhan kita Yesus Kristus dalam pemandangan mata-Nya yaitu menjadi umat pilihan yang berkenan dihadapan-Nya.

Kembali kepada pembahasan awal kita kata "secukupnya" memang relatif. Cukupnya seseorang tidaklah sama dengan cukupnya orang lain. 
Yang seorang cukup satu piring, yang lain harus dua piring. Yang satu cukup baju kelas kaki lima, yang lain baju kelas mall mewah atau butik mahal. Masing-masing kita telah memiliki bagian yang ditentukan Tuhan. Tuhan sudah merancang porsi bagi kita masing-masing. Bagaimana seseorang dapat tahu apa yang menjadi bagiannya? Hanya mereka yang memiliki pikiran dan perasaan Kristus yang mengerti hal ini.
Dalam hal ini ditemukan bahwa hanya orang-orang yang dewasa rohani yang dapat memahami kata “secukupnya” menurut ukuran atau porsi yang Tuhan berikan kepada masing-masing. Mereka yang dewasa rohani dapat membedakan antara mana kebutuhan dan mana keinginan.

Di balik kata “secukupnya” ini, Tuhan mengajar orang percaya untuk tidak menuntut apa yang bukan menjadi bagiannya atau yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Bila seseorang menuntut apa yang bukan bagiannya dan yang sebenarnya hanya untuk memuaskan hawa nafsunya maka ia menjadikan dirinya musuh Tuhan (Yakobus 4:1-4).
Yakobus 4:4 "Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah".

Kata “secukupnya” bukanlah bermaksud membatasi kebahagiaan orang percaya dengan jumlah yang tidak banyak, tetapi merupakan “kata penyelamat kehidupan” selama kita mau mengerti, menerima dan mematuhinya. Manusia tidak pernah merasa cukup dengan apa yang dimilikinya. Biasanya manusia selalu berusaha untuk meraih lebih banyak, lebih banyak dan terus lebih banyak. Padahal kebahagiaan hidup bukan karena memiliki banyak dari apa yang disediakan dunia. Kebahagiaan kita sebagai orang percaya adalah kita memiliki Tuhan Yesus sebagai Allah pemelihara kita dan hanya di dalam Tuhan Yesus kita mendapat ketenangan, damai sejahtera, dan kebahagian sejati didalam kehidupan ini. Dengan rasa cukup tersebut kita merasakan memiliki Tuhan Yesus dan bisa mengikuti jejak-Nya didalam kehidupannya adalah lebih dari rasa sekedar cukup, dari hal ini orang percaya bisa diarahkan menjalankan perjalanan yang dikehendaki oleh Tuhan kita Yesus Kristus.

Ibrani 13:5 "Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."  

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar