Kamis, 31 Maret 2016

KEPADA SIAPA KITA MENGABDI ?


Yosua 24:15 "Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"

Hari ini hidup kita dihadapkan dengan banyak pilihan. Bahkan jauh lebih banyak daripada beberapa tahun yang lalu. Masuklah ke pasar swalayan atau hipermarket, dan kita akan melihat betapa banyaknya merek dan jenis mi instan, minyak goreng, atau susu bubuk. Atau masuklah ke Internet dan lihatlah betapa banyak situs yang bisa kita gunakan untuk membaca berita. Dalam hidup ini kita juga sering harus menentukan pilihan yang penting, seperti jodoh maupun pekerjaan.

Alkitab juga menceritakan para tokoh Alkitab dihadapkan dengan pilihan-pilihan yang penting, dan salah memilih bisa berakibat fatal. Sebagai contoh, Adam dan Hawa memilih untuk mendengarkan dan memercayai perkataan ular, dan akibatnya mereka jatuh ke dalam dosa (Kej. 3:6–7). Yudas Iskariot memilih untuk menyerahkan Tuhan Yesus kepada orang-orang Yahudi yang memusuhi-Nya (Mat. 26:14–15) dan ia kehilangan keselamatannya (Mat. 27:4–5).

Kita semua dihadapkan pada pilihan yang terpenting, yaitu memilih kepada siapa kita akan mengabdi. Kata “ibadah” yang digunakan dalam Yos. 24:15 ialah (`âbad) yang bermakna “mengabdi”, “menjadi hamba”, “bekerja bagi…” Tantangan kepada bangsa Israel ini diberikan oleh Yosua, yang sangat mengerti apa artinya mengabdi.
Ia memulai kiprahnya sebagai abdi Musa (Kel. 24:13) dan setelah Musa meninggal, barulah ia menggantikan Musa sebagai pemimpin bangsa Israel. Bahkan sebagai pemimpin Israel, Yosua pun masih disebut abdi Musa (Yos. 1:1) dan Tuhan masih menyebut Musa hamba-Nya (Yos. 1:2). Jadi Yosua memang mulai memimpin Israel sebagai bayang-bayang Musa. Tetapi Tuhan tidak salah memilih Yosua. Yosua seorang yang berprinsip, dan sepenuhnya mengabdikan hidupnya kepada Tuhan. Karena itu setelah Yosua meninggal, barulah ia disebut “hamba Tuhan” (Yos. 24:29).

Mengabdi kepada Tuhan kedengarannya sederhana, tetapi kenyataannya tidak. Nenek moyang bangsa Israel menyembah allah lain, dan berkali-kali bangsa Israel meninggalkan Tuhan dan menyembah allah-allah lain. Dan terbukti, setelah Yosua meninggal pun mereka kembali menyembah allah-allah lain (Hak. 2:10-13).
Hakim-hakim 2:10-13 Setelah seluruh angkatan itu dikumpulkan kepada nenek moyangnya, bangkitlah sesudah mereka itu angkatan yang lain, yang tidak mengenal TUHAN ataupun perbuatan yang dilakukan-Nya bagi orang Israel.
Lalu orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan mereka beribadah kepada para Baal.
Mereka meninggalkan TUHAN, Allah nenek moyang mereka yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir, lalu mengikuti allah lain, dari antara allah bangsa-bangsa di sekeliling mereka, dan sujud menyembah kepadanya, sehingga mereka menyakiti hati TUHAN.

Kini tantangan Yosua kembali bergema di telinga kita. Kepada siapa kita mau mengabdi? Kalau kita tidak mengabdi kepada Tuhan Yesus, berarti kita mengabdi kepada diri kita sendiri, kepada dunia, atau harta, yang pada hakikatnya adalah mengabdi kepada iblis. Kalau kita tidak mau memilih, itu juga sebuah pilihan, tetapi sayangnya sama juga dengan memilih Iblis. Memilih Tuhan Yesus berarti rela mempersembahkan segenap hidup kita kepada-Nya. Sudahkah kita menentukan pilihan?

Jangan salah menentukan pilihan. Pilihlah untuk mengabdi kepada Tuhan kita Yesus Kristus.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar