Filipi 2:6-8 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
(7)melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
(8)Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Tuhan Yesus sudah memberikan terlebih dahulu menjadi yang sulung didalam segala sesuatu, menjadi contoh teladan bagi kehidupan umat yang percaya kepada-Nya, dengan mengesampingkan perkara-perkara dunia ini, Tuhan Yesus dengan tegas menolak bujukan untuk menyembah dan berbakti kepada Iblis. Maka kita pun harus bersikap demikian, sebab kehidupan Tuhan Yesus merupakan teladan yang harus kita ikuti. Dengan membuktikan keperkasaan-Nya, yaitu ketaatan-Nya supaya Ia menjadi yang sulung diantara umat/orang yang percaya kepada-Nya. Ia taat, bahkan sampai mati di kayu salib (Filipi 2:8) itulah kemenangan-Nya.
Jadi kemenangan Yesus bukan pada saat Ia membuat mukjizat atau mengusir setan-setan, tetapi Ia yang menjadi kemenangan-Nya adalah terletak pada KETAATAN-NYA, Ia memberikan contoh teladan bagaimana ketaatan-Nya melakukan kehedak Bapa disorga adalah hal yang sama dan mutlak dan menjadi hal yang utama yang harus dilakukan didalam kehidupan orang percaya kepada-Nya.
Tuhan Yesus berkata, bahwa yang menang akan didudukkan bersama dengan-Nya dalam kemuliaan (Wahyu 3:21). Hanya kalau kita sungguh-sungguh bersikap seperti Tuhan Yesus, barulah kita dapat menjadi manusia Kristus dan menjadi pemenang yang sejati. Dengan demikian kita akan dibuat-Nya semakin memahami kebenaran-kebenaran-Nya dan kedewasaan rohani kita akan bertumbuh kearah yang kita kehendaki.
Di tengah-tengah suasana dunia yang materialistis ini, kita harus tetap berpegang teguh kepada kebenaran Allah dan jangan terbuai dengan tawaran iblis lewat kesenangan dunia ini.
Ingatlah pada suatu hari nanti kita akan menerima kemuliaan dari Tuhan kita Yesus Kristus.
Allah ingin membawa bangsa Israel ke Kanaan. Namun bangsa Israel melawan Musa karena mereka berniat untuk menikmati Mesir kembali. Itulah yang menghalangi rencana Allah membawa mereka sampai di Kanaan. Ini sama dengan orang Kristen yang berniat menikmati dunia dan kesenangan hari ini, sehingga menghalangi rencana Tuhan membawa orang percaya kepada kemuliaan kerajaan-Nya.
Untuk itu kita tidak boleh menyerah, tetapi harus tetap melakukan perjuangan untuk terus setia mengerjakan keselamatan, melakukan kehendak-Nya sampai akhir menutup mata.
Ini tidak dikerjakan oleh Tuhan Yesus lagi, sebab Ia sudah menjadi yang sulung diantara kita yang percaya kepada-Nya, dan sekaranglah giliran kita yang mengerjakannya apa yang telah ia perintahkan kepada kita, ketika kita taat kepada perintah Tuhan Yesus maka Tuhan baru akan mengakui kita sebagai anak kerajaan-Nya. Kita harus bergumul melawan segala pencobaan keinginan dunia yang akan mempengaruhi kita, agar kita tetap taat melakukan kehendak Tuhan. Kita harus memikul salib yang Tuhan sudah wajibkan dan Tuhan sudah perintahkan.
Matius 10:38 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.
Maka kita tidak boleh berpikir bahwa Tuhan Yesus yang akan memborong semua perjuangan yang harus jadi bagian kita, dan setelah menang menyerahkannya kepada kita. Kita mempunyai bagian yang harus kita kerjakan sendiri. Bagian yang tidak dapat kita kerjakan memang dikerjakan oleh Tuhan Yesus sebagai Tuhan Allah kita yang menyertai dan melindungi. Kalau Tuhan Yesus mengerjakan semuanya bagi kita, maka kita tidak layak menerima mahkota apa pun. Tetapi karena Allah kita menjanjikan mahkota kehidupan yang pasti bagi kita, maka kita harus berjuang dengan setia dan taat sampai kesudahan zaman atau menutup mata.
Wahyu 3:11 Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorang pun mengambil mahkotamu.
Kita harus melakukan perjuangan kita dengan meneladani ketaatan dan seluruh hidup dari sifat dan karakter yang Tuhan Yesus kenakan, agar menerima mahkota yang dijanjikan-Nya.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar