Rabu, 02 Maret 2016

HIDUP LAHIR BARU YANG SESUNGGUHNYA (BAGIAN 3)

HIDUP LAHIR BARU YANG SESUNGGUHNYA (BAGIAN 3)

Yohanes 3:6 Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.

Saat berbicara mengenai keselamatan, mau tidak mau kita juga harus menyentuh hal pertobatan dan kelahiran baru. Dengan membicarakan dua pokok masalah ini, kita akan menemukan jawaban dan untuk menjawab pertanyaan yang sering muncul dan menjadi bahan perdebatan tsb, yaitu apakah keselamatan yang dimiliki seseorang bisa hilang.

Pertobatan dan kelahiran baru adalah suatu hal yang sangat pribadi sifatnya. Tidak seorang pun dapat menilai atau menyatakan dengan mudah bahwa seseorang telah mengalami kelahiran baru. Tidak bisa kita mengatakan kepada seseorang yang baru pertama kali mengaku percaya kepada Tuhan Yesus Kristus bahwa ia telah lahir baru; tidak bisa pula kita pakai gejala-gejala seperti menangis dan mengaku menyesal atas dosa-dosa sebagai ukuran pasti bahwa seseorang telah bertobat dan mengalami kelahiran baru. Itu semua belum tentu.

Pada intinya seseorang yang tidak mengalami kelahiran baru tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Allah; tetapi kelahiran baru tidak mungkin terjadi tanpa pertobatan. Keduanya tidak dapat dipisahkan sama sekali, seperti dua sisi dari sekeping mata uang, yang disebut sebagai mata uang keselamatan. Proses kelahiran baru dan pertobatan merupakan proses yang berjalan bersamaan.
Sesungguhnya, kelahiran baru adalah buah atau akibat proses pertobatan yang terjadi berulang-ulang dan terus-menerus. Kelahiran baru adalah akumulasi pertobatan yang membuat seseorang berbeda dari keadaan yang sebelumnya, dengan kata lain, pertobatan demi pertobatan akan membuat diri kita mengalami kelahiran baru. Pertobatan bukanlah kejadian sekali saja saat kita pertama kali menerima Yesus, melainkan proses yang terjadi secara terus-menerus dan berulang-ulang.

Kelahiran baru dan pertobatan merupakan sarana bagi diri kita untuk menjalankan proses keselamatan. Kelahiran baru hendak menunjuk kepada keadaan kita yang baru dalam menerima karya Roh Kudus untuk diselamatkan, sedangkan pertobatan menunjuk kepada proses perubahan dari seorang yang menerima karya Roh Kudus untuk proses penyelamatan tersebut. Sudahkah kita mengalami proses ini? Jika belum, jangan tunda lagi untuk mengalaminya sekarang.

Untuk sementara waktu Tuhan membiarkan murid-murid-Nya mengikut Dia dengan motivasi yang salah atau landasan iman yang keliru. Hal itu bisa ditolerir karena mereka sudah terlalu lama hidup dalam cara pandang salah orang-orang Yahudi yang orientasi berpikirnya duniawi. Dalam suatu kesempatan Tuhan menunjukkan bahwa itu sesungguhnya iblis (Mat. 16:21-23). Bagaimana menyadari bahwa itu bukan dari Allah? Harus dengan pengertian yang dibangun dari proses belajar dan tuntunan Roh Kudus. Ini adalah usaha yang serius dilakukan, bukan sekedar sebuah pewahyuan tanpa kerja keras. Setelah mengerti kebenaran barulah mereka dapat mengiring Tuhan dengan motivasi yang benar. Jadi, motivasi yang benar tidak dapat diperoleh melalui pewahyuan secara mistis atau secara adikodrati. Tetapi melalui proses belajar yang membuka pengertian seseorang terhadap kebenaran yang murni. Dari sebuah proses belajar dengan sikap hati yang benar seseorang bisa dientaskan dari kebodohan sehingga memahami kebenaran secara utuh. Hal ini akan ditandai dengan kerelaan tidak memiliki keinginan atau tidak merasa memiliki kepentingan selain berkorban bagi Tuhan. 

Tuhan dalam waktu yang pendek membiarkan kita mengikut Tuhan dengan motivasi yang salah tentu ini adalah bentuk kesabaran Tuhan terhadap kita yang masih dipengaruhi cara pandang kebiasaan hidup orang dunia yang sudah tertanam sekian lamanya. Diharapkan seiring dengan perjalanan waktu kita bisa bertumbuh dan tercelik untuk mengerti kekristenan yang sejati dan diubahkan Tuhan. Perubahan itu akan membawa kita kepada kematian diri sendiri artinya kematian dari keinginan keinginan daging dan mulai mengarahkan kehidupan kita untuk Allah Bapa kita Tuhan Yesus Kristus Menguasai hidup kita. 
Prinsipnya sama dengan Tuhan Yesus bahwa makanan- Nya adalah melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan- Nya. Ini berarti melahirkan kehidupan Tuhan Yesus dalam hidup kita. Sampai pada level ini barulah seseorang bisa dikatakan hidup bagi Tuhan atau hidup melayani Tuhan atau hidup sebagai saksi. Sayang sekali ternyata banyak orang Kristen yang tidak bertumbuh sehingga tidak pernah ditelorkan atau dientaskan sebagai pengikut Kristus yang sejati. Mereka bisa fanatik terhadap gereja dan pendetanya, tetapi tidak fanatik terhadap Tuhan pribadi. Sehingga mereka tidak pernah menjadikan Yesus sebagai Tuhan. Mereka berseru memanggil nama Yesus tetapi tidak menundukkan diri sebagai hamba bagi-Nya. Mereka merasa berhak memiliki kepentingan terhadap Tuhan, tetapi tidak mempersoalkan kepentingan Tuhan terhadap dirinya.

Mari kita mulai memikirkan tentang apa yang menjadi kepetingan Tuhan terhadap diri kita untuk mulai kita mengerti dan kita kerjakan demi untuk menggenapi apa yang menjadi kehendak Tuhan kita Yesus Kristus. 
Hidup yang lahir baru adalah konsep hidup yang mengalami pembaharuan pikiran yang terus diubahkan secara terus menerus kearah yang Tuhan kehendaki,  mengenakan pakaian yang baru yaitu menjadi manusia baru yang memiliki sikap hidup yang menyerupai gambaran Tuhan kita Yesus Kristus.

Roma 8:29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. 

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar