Minggu, 27 Maret 2016

PETA BERPIKIR YANG DIUBAHKAN (BAGIAN 3)


1 Petrus 1:18-19 Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

Setiap orang memiliki peta berpikir. Peta ini terbangun dari paling tidak tiga hal, pertama pengalaman hidup, yaitu reaksi inderanya terhadap peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi didalam kehidupannya.
Kedua, berbagai filosofi hidup yang diserapnya.
Ketiga, gen yang dimiliki masing-masing individu dengan karakteristiknya yang khusus dan khas.
Siapa anda hari ini adalah akumulasi dari pengalaman masa lalu anda.
Melihat hidup seseorang maka dapat melihat masa lalu atau perjalanan hidupnya dan gen yang diwariskan dari nenek moyang. Kedatangan Tuhan Yesus hendak memperbaharui peta berpikir ini. Inilah yang dimaksud dengan menebus kita cari cara hidup yang sia-sia yang diwarisi dari nenek moyang.

Tentu untuk proses penebusan tersebut dibutuhkan keaktifan ke dua belah pihak. Dari pihak Tuhan tentu tidak perlu diragukan,Tuhan melalui Roh Kudus menuntun kita kepada segala kebenaran dan kita harusnya memberi diri untuk diperbaharui dari hari ke hari.

Berbicara mengenai cara kita mengubah peta berpikir kita kepada apa yang Tuhan Yesus kehendaki bisa kita temukan di isi mandat/amanat agung Tuhan Yesus dalam Matius 28:18-20. Dalam teks bahasa Yunani dalam ayat ini terdapat kata “tereo” yang bisa berarti to observe (mempelajari; mengamati, berpegang teguh).
Dalam ayat ini juga ditemukan kata “perintah” dalam teks aslinya dari kata entellomai, yang juga bisa diartikan tuntutan atau instruksi.
Dengan demikian, orang percaya harus mempelajari atau mengamati dengan seksama semua yang diperintahkan, diinstruksikan atau dituntut oleh Tuhan. Jadi orang percaya bukan hanya melakukan perintah tanpa pengertian apa yang diperintahkan, diinstruksikan dan dituntut oleh Tuhan, tetapi juga mengerti makna atau esensi dari perintah, instruksi atau tuntutan-Nya tersebut.
Dengan kalimat lain, Tuhan ingin kita diajar berpikir cerdas untuk mengerti kehendak Tuhan bukan hanya sekedar melakukan. Di sini yang hendak diajarkan adalah cara berpikir atau sistim berpikirnya Tuhan.
Kedatangan Tuhan Yesus memberi gen baru dalam kehidupan orang percaya, inilah “kuasa” supaya dapat menjadi anak-anak Allah (Yohanes 1:12).
Roh Kudus yang dimateraikan dalam diri orang percaya adalah gen baru. Kalau orang percaya tidak aktif berjalan dalam pimpinan Roh melalui pembaharuan Firman setiap hari, semua ini menjadi sia-sia. Talenta yang diberikan sia-sia.
Anugerah yang besar ini hendaknya tidak disia-siakan. Oleh sebab itu kalau seorang Kristen mengerti anugerah yang besar ini, ia pasti tidak akan memfokuskan diri kepada perkara-perkara duniawi.

Perlu dipahami bahwa sistem justru merusak kebenaran. Tuhan Yesus berkata bahwa saatnya orang tidak menyembah Allah di Yerusalem atau di atas gunung Gerizim, tetapi dalam Roh dan kebenaran.
Yohanes 4:21, 24  Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.
Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."

Roh di sini hendak menunjuk sikap batin atau sikap hati, yaitu komponen manusia yang tidak kelihatan. Sedangkan kebenaran di sini adalah ibadah dengan mempersembahkan segenap wilayah hidup kita sebagai alat peraga bagi Tuhan dan membawa sikap yang taat untuk sungguh sungguh mengenakan pribadi Kristus agar bisa senantiasa melakukan apa yang menjadi kehedak Allah didalam dirinya.
Ibadah ini adalah ibadah yang tidak dibatasi oleh ruangan, waktu atau sistem yang berasal dari manusia. Selama peta itu belum diubah, walaupun ke gereja bertahun-tahun, bahkan sekolah Alkitab menjadi pendeta, ia tidak akan mengerti kebenaran. Inilah misteri dari kehidupan Kristen, juga misteri iman dan kelahiran baru. Bagaimana kita bisa mengatakan seseorang memiliki iman yang benar? Bagaimana kita bisa mengatakan bahwa seseorang sudah lahir baru?
Di dalam pikiran hampir semua orang beragama, termasuk orang-orang Kristen, telah terpeta sebuah sistem, yaitu peta orang beragama. Peta yang dimiliki tersebut justru lebih banyak pengaruh dari agama-agama sekitar. Kalau di Barat, Kekristenan berhadapan dengan fislsafat, tetapi di Timur Kekristenan berhadapan dengan agama-agama dan berbagai aliran kepercayaan yang mistis. Filsafat dunia dan berbagai agama tersebut membangun peta berpikir yang bertentangan dengan Alkitab. Kemerdekaan bisa terjadi kalau seseorang tetap di dalam Firman Tuhan yang murni, menjadi murid Tuhan Yesus yang taat dan mengerti kebenaran.

Sistem agama yang terpeta dalam pikiran banyak orang Kristen, menjadi halangan bagi kebenaran untuk diajarkan. Untuk ini kita harus memiliki peta baru yang dikehendaki oleh Tuhan. Untuk memiliki peta baru tersebut, seseorang harus mengalami kelahiran baru dari pertobatan terus menerus. Oleh karenanya setiap orang percaya harus mengalami pembaharuan pikiran. Dengan peta baru tersebut seseorang akan dapat menyerap apa yang Tuhan Yesus ajarkan, tetapi kalau belum diubah petanya, maka tidak akan mengerti bahasa Tuhan.
Yohanes 8:43 Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku.
Seperti contohnya, Nikodemus tidak bisa mengerti apa yang diajarkan Tuhan Yesus sebab ia telah memiliki sistem dalam pola berpikir beragamanya.
Hendaknya hidup kita terus tetap ada didalam Firman-Nya agar kita lebih peka untuk bisa memiliki pikiran dan perasaan didalam Tuhan kita Yesus Kristus sehingga kita mengerti apa yang di bahasakan Tuhan hari hari ini untuk kita lakukan didalam kehidupan kita.

Yohanes 8:31-32  Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku
dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar