Sabtu, 05 Maret 2016
HIDUP TANPA ARAH TUJUAN YANG JELAS DALAM MENGIRING TUHAN
Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Banyak orang Kristen yang sebenarnya masih hidup tanpa tujuan yang jelas dalam mengikuti Tuhan dan ini dikarenakan kurangnya pengenalan akan Tuhan Yesus secara benar. Hal ini harus di perkarakan dengan serius karena jika tidak tentu tujuan keselamatan yang Tuhan berikan tidak akan diraihnya.
Orang yang berjalan tanpa tujuan benar dalam mengikuti Tuhan Yesus, maka akan menyebabkan perjalanan hidupnya dari hari ke hari hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan jasmani dan segala kesenangan pribadi, mereka merasa sudah hidup dalam standar kewajaran yang Tuhan inginkan yang dimana tidak melanggar moral umum menurut mereka sudah memenuhi standard perkenanan yang Tuhan ingini. Irama hidup yang salah ini bila sudah mengakar tentu akan sulit untuk diubahkan ke jalan yang sebenarnya Tuhan inginkan. Orang-orang seperti ini tidak pernah memahami dimensi kehidupan kekal yang diajarkan oleh Tuhan Yesus.
Pada dasarnya mereka belumlah mengenal keselamatan dari Tuhan dengan benar, Kekristenannya hanya sekadar sebuah keberagamaan yang tidak menyentuh hadirat Tuhan. Mereka tidak pernah berjalan dengan Tuhan secara benar, sehingga mereka pun tidak pernah mengalami proses pemuridan guna menuju kesempurnaan yang Tuhan kehendaki.
Memang mereka yang hidupnya belum dewasa secara rohani bukanlah berkategori sebagai orang-orang jahat di mata manusia, tetapi mereka tidak meresponi keselamatan secara benar. Tentu saja mereka tidak pernah akan dimuliakan bersama-sama dengan Tuhan Yesus jika tidak mau diubahkan oleh Tuhan. Kalau suatu hari mereka menutup mata, maka mereka tidak pernah menjadi anggota keluarga Kerajaan. Pada umumnya mereka tidak akan pernah dikenal oleh Tuhan, sebab tidak melakukan kehendak Bapa. Kita sebagai anak Tuhan jangan menjadi mereka yang termasuk orang-orang yang menukar hak kesulungan dengan sepiring makanan. Tidak memegang dan tidak menjaga mahkota kehidupan/keselamatan dari Tuhan dengan baik sehingga dibiarkan untuk dicuri oleh tipu daya iblis lewat tawaran kesenangan kesenangan dunia.
Irama hidup mereka yang seperti ini tidak jauh dari gambaran berikut: berangkat pagi ke tempat kerja sampai sore, pulang ke rumah kemudian makan bersama keluarga atau makan di luar seperti di restoran atau di pusat perbelanjaan. Malam hari pulang untuk tidur. Besoknya melakukan kegiatan yang sama. Hal ini berlangsung terus dari hari ke hari sampai dari tahun ke tahun. Setelah memiliki cukup uang kemudian membeli kendaraan. Waktu bergulir terus hingga terkumpul sejumlah uang yang cukup untuk membeli rumah atau apartemen. Setelah memiliki kendaraan, rumah atau apartemen dan berbagai fasilitas lain, maka mulai investasi tanah. Hari libur bersama keluarga wisata keluar negeri atau keluar kota. Bagi mereka yang beragama, melakukan ibadah di gereja menjadi bagian hidup pula. Tentu biasanya Tuhan dijadikan kontributor atau bantuan untuk meraih kehidupan wajar yang nyaman. Maksud ber-Tuhan, selain untuk menjadikan alat meraih kehidupan yang nyaman di bumi, juga persiapan kalau mati agar tidak masuk neraka. Mereka yang seperti ini tidak memahami bagaimana menempatkan Tuhan di tempat yang pantas dalam kehidupan ini. Inilah isi kehidupan wajar yang dimiliki hampir oleh semua manusia, sampai maut menjemput. Memang mereka bukan orang-orang yang bisa dikatakan jahat, tetapi mereka tidak mengerjakan keselamatan secara proporsional seperti yang Tuhan kehendaki.
Pahami perkataan Tuhan Yesus berikut ini : Matius 7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Jadi sangat jelas ketika kita tidak pernah mempersoalkan dengan serius apa yang Tuhan kehendaki didalam kehidupan kita masing masing maka kita tidak akan bisa masuk ke dalam kerajaan Allah Bapa di Sorga.
Gaya hidup seperti yang dikemukakan di atas adalah kehidupan standar yang dimiliki hampir semua manusia, termasuk orang Kristen yang belum mengenal Tuhan Yesus dengan benar. Dan banyak orang Kristen telah tersesat di jalan tersebut. Bagi orang yang bukan umat pilihan Tuhan gaya hidup di atas bukanlah sesuatu yang salah, karena mereka sama sekali belum mengenal Tuhan Yesus. Tetapi bagi umat pilihan Tuhan, yaitu umat yang diberi kesempatan mendengar Injil dan diberi kesempatan belajar bahkan sampai kepada bisa memiliki sifat dan karakter sempurna seperti Tuhan Yesus tentu haruslah memperhatikan apa yang menjadi kehendak keinginan Allah didalam hidupnya.
Gaya hidup yang mengikuti pola manusia dunia pada umumnya adalah gaya hidup yang tidak diinginkan oleh Tuhan. Orang percaya dipilih untuk ditentukan menjadi umat yang kudus dan tidak bercacat di hadapan Tuhan. Umat pilihan Tuhan harus berjuang untuk tidak sama dengan dunia ini.
Roma 8:29 "Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
Sayang sekali perjuangan hidup yang banyak orang Kristen lakukan hari hari ini hanyalah perjuangan untuk memiliki fasilitas hidup guna menggulirkan hari hidupnya dalam kewajaran hidup seperti manusia lainnya. Tetapi ironisnya, mereka merasa sudah memiliki tujuan hidup yang benar. Menurut mereka, manusia memang hidup hanya untuk itu, mereka tidak pernah mengerti bagaimana seharusnya menjadi umat pilihan Allah dalam mengisi waktu hidupnya yang seharusnya melakukan yang ingini oleh Tuhan didalam segenap wilayah hidupnya. Kalau pun mereka memiliki kegiatan pelayanan gereja, bahkan juga pengorbanan bagi kegiatan kerohanian, pelayanan tersebut dipandang sebagai kelengkapan hidup. Tidak jarang dinikmati sebagai bagian dari kesukaannya dan bukan untuk menyukakan hati Tuhan.
Jadi sesungguhnya tujuan hidup orang percaya bukanlah demikian, tetapi berusaha hidup tidak bercacat dan tidak bercela dalam setiap saat dan dalam segala hal dengan kata lain mempraktekan sifat dan karakter seperti Tuhan Yesus, menjadi bagian dari tubuh Kristus yang selalu berguna buat Tuhan untuk melakukan apa yang menjadi kesenangan Tuhan/Tuhan kehendaki dan menjadi saksi lewat perbuatan perbuatan hidupnya bagi kemuliaan nama Tuhan Yesus Kristus.
1 Korintus 9:26-27 Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.
Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar